Minggu, 23 Mei 2010

Dahsyatnya Kekuatan Seorang Ibu

1. Wanita menggendong janin/buah hatinya dalam kandungannya selama +- 9 bulan 10 hari tanpa sedikitpun waktu melepaskannya. Jika diasumsikan rata-rata berat kandungannya adalah 1 kg maka selama itu wanita menggendong beban seberat (1kg x 30hari x 9bulan) + 10hari = 2.700 kg atau 2,7 Ton!!!. Sesudah melahirkan wanita masih saja menggendong bayinya, sedangkan seorang pria menggendong anaknya sebentar saja sudah merasa lelah, capek, dan lain-lain alasan.
2. Setiap hari seorang wanita memasak untuk dirinya dan keluarganya. Jika di asumsikan seorang wanita memasak mulai umur 17 hingga 55 (berarti 38 tahun) dan setiap hari diasumsikan ia memasak untuk 2 orang maka ia memasak sebanyak untuk 2 x 365 x 38 = 27.740 orang. Sedangkan seorang pria??
4. Jika setiap hari seorang wanita mencuci piring yang diasumsikan mempunyai tinggi tumpukan 20 cm dan mencuci selama 30 tahun maka tingginya mencapai 20 x 365 x 30 = 219.000 cm = 2.190 m atau sekitar 15 x tinggi monas atau 4x tinggi menara kembar Petronas malaysia. Belum ada bangunan di dunia yang mencapai tinggi 2.190 m.
5. jika setiap hari seorang wanita mencuci baju dengan asumsi panjang jemuran 5 meter setiap hari maka selama 30 tahun panjang jemuran akan mencapai = 5 x 365 x 30 = 54.750 m = 54,7 km.

Tentu saja masih banyak lagi kekuatan ibu yang tidak terpikirkan oleh kita. Ketika melahirkan kita pun , seorang ibu menggunakan semua dayanya untuk membuat kita muncul dalam dunia ini, dengan kekuatan antara hidup dan mati.
Seorang ibu (wanita) juga adalah sekolah (tempat pendidikan) pertama bagi anaknya. Perkembangan anaknya, ibulah yang lebih mengerti dan menguasai. Dimana menentukan kearah mana anaknya kelak. Tentu juga sang ayah juga ikut berperan penting, namun sang ibu lah yang lebih utama.

Pernah mendengar pepatah “Dibalik kesuksesan seorang pria terdapat wanita hebat di belakangnya”. Pepatah ini ternyata juga benar, seorang ibu ( wanita) mempunyai kekuatan tersembunyi untuk melakukan hal itu. Kenapa bisa begitu ?

Senin, 17 Mei 2010

Asal Usul Orang Batak

Pada jaman dahulu kala, hiduplah serorang pendekar wanita, Butet namanya. Sebelum lulus dari Pandapotan silat, ia harus menempuh ujian Nasution. Agar bisa berkonsentrasi, dia memutuskan untuk menyepi ke gunung dan berlatih.
Saat di perjalanan, Butet merasa lapar sehingga memutuskan untuk mampir di Pasaribu setempat. Beberapa pemuda tanggung yang lagi nonton sabung ayam sambil Toruan, langsung Hutasoit-soit melihat Butet yang seksi dan Hotma itu. Tapi Butet tidak peduli, dia jalan Sitorus memasuki rumah makan tanpa menanggapi, meskipun sebagai perempuan yang ramah tapi ia tak gampang Hutagaol dengan sembarang orang.
Naibaho ikan gurame yang dibakar Sitanggang dengan Batubara membutanya semakin berselera. Apalagi diberi sambal terasi dan Nababan yang hijau segar. Setelah mengisi perut, Butet melanjutkan perjalanan. Ternyata jalan ke sana berbukit-bukit. Kadang Nainggolan, kadang Manurung. Di tepi jalan dilihatnya banyak Pohan, kebanyakan Pohan Tanjung. Beberapa diantaranya ada yang Simatupang diterjang badai semalam.
Begitu sampai di atas gunung, Butet berujar “Wow, Siregar sekali hawanya” katanya, berbeda dengan kampungnya yang Pangabean. Hembusan Perangin-angin pun sepoi-sepoi menyejukkan, sambil diiringi Riama musik dari mulutnya. Sejauh Simarmata memandang warna hijau semuanya. Tidak ada tanah yang Girsang, semuanya Singarimbun
Tampak di seberang, lautan ikan Lumban-lumban. Terbawa suasana, mulanya Butet ingin berenang. Tetapi yang diketemukannya hanyalah bekas kolam Siringo-ringo yang akan di Hutahuruk dengan Tambunan tanah. Akhirnya dia memutuskan untuk berjalan-jalan di pinggir hutan saja, yang suasananya asri, meskipun nggak ada Tiurma memlambai kayak di pantai.
Sedang asik-asiknya memnikmati keindahan alam, tiba-tiba dia dikejutkan oleh ular yang sangat besar. “Sinaga!” teriaknya ketakutan sambil lari Sitanggang-langgang. Celakanya, dia malah terpeleset dari Tobing sehingga bibirnya Sihombing. Karuan Butet menangis Marpaung-paung lantaran kesakitan. Tetapi dia lantas ingat, bahwa sebagai pendekar pantang untuk menangis. Dia harus Togar. Maka, dengan menguat-nguatkan diri, dia pergi ke tabib setempat untuk melakukan pengobatan.
Tabib tergopohg-gopoh Simangunsong di pintu untuk menolongnya. Tabib bilang, bibirnya harus di-Panjaitan.
“Hm, biayanya Pangaribuan” kata sang tabib setelah memeriksa sejenak. “itu terlalu mahal. Bagaimana kalau Napitupulu saja?” tawar si Butet. “Napitupulu terlalu murah. Pandapotan saya kan kecil”.
“Jangan begitulah. Masa’ tidak Siahaan melihat bibir saya Sihombing begini? Apa saya mesti Sihotang, bayar belakangan? Nggak mau kan?” “Baiklah, tapi pakai jarum Sitompul saja” sahut sang mantri agak kesel. “Cepatlah! Aku sudah hampir Munthe. Saragih sedikit nggak apa-apalah”.
Malamnya, ketika sedang asik-asiknya berlatih sambil makan kue Lubis kegemarannya, sayup-sayup dia mendengar lolongan Rajagukguk. Dia Bonar-bonar ketakutan. Apalagi ketika mendengar suara disemak-semak tiba-tiba berbunyi “Poltak!” keras sekali.
“Ada Sitomorang?” tanya Butet sambil memegang tongkat seperti stik Gultom erat-erat untuk menghadapi Sagala kemungkinan
Terdengar suara pelan, “Situmeang”. “Sialan, cuma kucing…” desahnya lega. Padahal dia sudah sempat berpikir yang Silaen-laen. Selesai berlatih, Butet pun istirahat. Terkenang dia akan kisah orang tentang Hutabarat di bawah Tobing pada jaman dulu dimana ada Simamora, gajah Purba yang berbulu lebat. Keesok harinya, Butet kembali ke Pandapotan silatnya. Di depan ruangan ujian dia membaca tulisan: “Harahap tenang! Ada ujian.
“Wah telat, emang udah jam Silaban sih”. Maka Siboru-boru dia masuk ke ruangan sambil bernyanyi-nyanyi. Di-Tigor-lah dia sama gurunya “Butet, kau jangan ribut!, bikin kacau konsentrasi temanmu!”
Butet, tanpa Malau-malau langsung Sijabat tangan gurunya, ”Nggak Pakpahan guru, sekali-sekali?!”
Akhirnya, luluslah Butet dan menjadi orang yang disegani karena mengikuti wejengan guru Pandapotan silatnya untuk selalu, “Simanjuntak gentar, Sinambela yang benar!”

237 Alasan Melakukan Hubungan Seks

Alasan utama melakukan seks adalah, “Saya tertarik dengan orang tersebut.” Demikian menurut penelitian yang dimuat pada Archives of Sexual Behavior edisi Agustus, seperti dikutip WebMD. Nama peneliti Cindy Meston, Ph.D, dan David Buss, Ph.D, dari Departemen Psikologi, University of Texas, Austin.

Pertama-tama, mereka bertanya kepada 203 pria dan 241 wanita berusia 17-52 tahun di Austin, Texas, untuk membuat daftar atas setiap alasan mereka melakukan seks. Para pria dan wanita itu tengah mengambil kelas psikologi atau sedang ikut serta dalam penelitian lain di Laboratorium Psikofisiologi Seksual, University of Texas.

Secara keseluruhan, partisipan menulis 715 alasan melakukan hubungan seksual. Para peneliti menghilangkan alasan yang diulang, menyaring hingga tersisa 237 alasan. Selanjutnya, Meston dan Buss mempresentasikan daftar tersebut kepada 1.549 mahasiswa psikologi dan meminta mereka untuk memberi peringkat seberapa sering atau pernah melakukan seks untuk setiap dari 237 alasan itu.

Para peneliti mengidentifikasi sembilan tema besar yang merupakan karakteristik alasan puncak untuk melakukan seks.

- Murni tertarik pada orang lain secara umum
- Ingin mengalami kenikmatan fisik
- Mengekspresikan cinta
- Timbul hawa nafsu pada orang lain
- Untuk meningkatkan kedalaman hubungan
- Keingintahuan atau mencari pengalaman baru
- Menandakan kejadian spesial untuk dirayakan
- Hanya peluang belaka
- Keadaan yang tidak bisa dikontrol

Penelitian juga menekankan lima pokok alasan yang frekuensinya sedikit disebutkan oleh mahasiswa. Pokok-pokok tersebut termasuk ingin menyakiti orang lain (pasangannya, musuh, atau orang asing), mendapat sumber daya (seperti pekerjaan, uang, obat-obatan, hadiah), memperkuat status sosial, menggunakan seks sebagai sesuatu yang kelihatannya tidak terkait (seperti meredakan sakit kepala), atau melakukan seks karena tugas atau tekanan.

Jumat, 14 Mei 2010

Sabda Tentang Hidup ......


Hidup adalah Sebuah Tantang                  ....  Maka hadapilah
 
Hidup adalah Sebuah Anugrah                 .... Maka Terimalah
Hidup adalah Sebuah Petualang               .... Maka Berjuanglah
Hidup adalah Sebuah Duka Cita               .... Maka Tanggulangilah
Hidup adalah Sebuah Tragedi                    .... Maka Tuntaskanlah
Hidup adalah Sebuah  Tugas                     .... Maka Laksanakanlah
Hidup adalah Sebuah Permainan               .... Maka Mainkanlah
Hidup adalah Sebuah Misteri                    .... Maka Singkapkanlah
Hidup adalah Sebuah Lagu                        .... Maka Nyanyikanlah
Hidup adalah Sebuah Kesempatan           .... Maka Ambillah
Hidup adalah Sebuah Perjalanan               .... Maka Jalanilah
Hidup adalah Sebuah  Janji                       .... Maka Penuhilah
Hidup adalah Sebuah  Kasih Sayang         .... Maka Bergembiralah
Hidup adalah Sebuah  Keindahan              .... Maka beryukurlah
Hidup adalah Sebuah Perjuangan            .... Maka bertarunglah
Hidup adalah Sebuah  Jiwa                      .... Maka Sadarlah
Hidup adalah Sebuah Teka -  teki           .... Maka Pecahkanlah
Hidup adalah Sebuah  Cita-cita               .... Maka Capailah

Bukti Yesus Sang juru Slamat

Menurut Dr. Gary Habermas paling sedikit ada dua belas fakta sejarah yang harus diakui bahkan oleh sarjana-sarjana bukan Kristen:

(1) Yesus mati dengan disalibkan
(2) Dia dikuburkan
(3) KematianNya menyebabkan murid-muridnya kecewa dan putus asa.
(4) Kubur Yesus ditemukan (atau katanya ditemukan) dalam keadaan kosong beberapa hari kemudian.
(5) Para murid percaya bahwa mereka melihat Yesus yang bangkit.
(6) Setelahnya, para murid berubah dari ragu-ragu menjadi orang-orang percaya yang berani.
(7) Berita ini adalah inti pemberitaan dari gereja mula-mula
(8) Berita ini diberitakan di Yerusalem.
(9) Sebagai hasilnya, gereja lahir dan bertumbuh.
(10) Hari kebangkitan (hari Minggu) menggantikan hari Sabat (hari Sabtu) sebagai hari utama untuk beribadah.
(11) Yakub, seorang skeptik, bertobat ketika dia percaya bahwa dia melihat Yesus yang bangkit.
(12) Paulus, musuh dari keKristenan, bertobat setelah mengalami pengalaman yang dia percayai sebagai penampakan dari Yesus yang bangkit.